PESAN UNTUK PARA PENGENDARA RODA DUA DAN RODA EMPAT




 Ketika saya melihat tulisan di papan imbauan tersebut, saya seakan tersadar bahwa yang saya lakukan selama ini, seperti ngebut di jalan dan terburu-buru adalah salah.


Foto No.1
( Foto 1. Muhammad Sukma Indrawan . 14/ Oktober /2016)



           Seringkali ketika kita sedang  berkendara di jalan, kita sering melihat banyak sekali papan peringatan dan imbauan untuk para pengendara, baik dari pihak Kepolisian maupun Dinas Perhubungan. Tetapi, sering dari kita para pengendara, termasuk saya sendiri , yang menghiraukan himbauan tersebut karena sudah sering mereka jumpai di jalan. Namun diantara banyak papan imbauan , ada sebuah papan yang menarik perhatian saya,yaitu papan imbauan yang dibuat oleh Kementrian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Papan imbauan tersebut berisikan lebih baik terlambat, daripada tidak pernah sampai. Papan imbauan tersebut saya temukan di Kota Semarang di jalan Kompol Soekanto. Imbauan yang sangat singkat , padat dan jelas.  Ketika saya melihat tulisan di papan imbauan tersebut, saya seakan tersadar bahwa yang saya lakukan selama ini, seperti ngebut di jalan dan terburu-buru itu salah. Dan dari papan imbauan itu jugalah saya sadar bahwa nyawa kita sebagai pengendara lebih berharga daripada terburu – buru.
Mengenai pengendara yang terburu-buru, saya pernah membaca sebuah berita kecelakaan yang melibatkan seorang ibu rumah tangga yang hendak mengantarkan kedua anaknya ke sekolah. Peristiwa ini bermula saat ibu Jinan, Dhinan Krisnawati, 34, warga Kampung Malang No. 26 RT 002/RW 004, Bongsari, Kota Semarang, hendak mengantarkan kedua anaknya ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra, Jumat sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu, Jinan yang masih berusia tujuh tahun dibonceng di depan, sedangkan kakaknya, Pria Kilat Sartrian, 16, dibonceng di bagian belakang. Entah untuk alasan apa, Dhinan terlihat terburu-buru dan mencoba mendahului bus yang ditumpangi para pegawai Pemprov Jateng itu. Saking terburu-burunya Dhinan, ia bahkan nekat menyalip bus Pemprov Jateng yang dikendarai Margono Tahan Basuki, 53, dari sisi kiri. Tindakannya itu berbuah kecelakaan. kecelakaan ini menyebabkan satu korban jiwa, yakni Jinan. Sementara ibu dan kakak korban hanya mengalami luka-luka sehingga keduanya harus dirawat di RSUD Kota Semarang, Ketileng.[1]Kecelakaan yang dialami ibu Jinan hanyalah satu dari sekian banyak kasus kecelakaan yang diakibatkan karena terburu – buru.
Dari peristiwa kecelakaan diatas, saya menganggap pesan yang disampaikan dalam papan imbauan tersebut sangat berharga dan bisa dijadikan pelajaran untuk kita para pengendara, baik pengendara roda dua, maupun pengendara roda empat. Bahwa sekali lagi, janganlah kita terburu-buru dalam berkendara dan berhati-hatilah di jalan. Karena hidup dan matinya kita tidak ada  tahu dan hanya tuhanlah yang tahu.   


[1] Semarang Pos, “Ibu Salip Bus dari Kiri, Pelajar SD Tewas”, diakses dari http://m.semarangpos.com/2016/10/07/kecelakaan-semarang-ibu-salip-bus-dari-kiri-pelajar-sd-tewas-759128, pada tanggal 13 November 2016 pukul 23.00.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisa Sistem Pemerintahan Adat Suku Baduy Melalui Teori Birokrasi